1. Pengertian
Mengetahui pengertian dari perdagangan internasional
itu sendiri yakni Aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
Negara dengan Negara lain berupa antar perorangan atau Untuk mengetahui tentang
kebijakan perdagangan internasional, pertama kita harus pemerintah dengan
individu (atau sebaliknya) atau antar pemerintah berdasarkan kesepakatan
bersama. Kegiatan ini dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi,
perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas
kekayaan intelektual dan alih teknologi. Kegiatan ini tidak hanya memberikan
pengaruh dalam bidang ini tapi juga berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi
lainnya, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan sebagainya.
Kemudian pengertian kebijakan perdagangan
internasional adalah rangkaian
tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan
perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional. Aktifitas
perdagangan internasional merupakan sebuah bentuk interaksi yang cukup kompleks
dari keseluruhan interaksi dalam dunia internasional. Masing-masing negara yang
terlibat bukan hanya mengikutsertakan kepentingan ekonomi, namun juga
mempertimbangkan aspek politik bahkan keamanan.
2. Teori Perdangangan Internasional
Ada beberapa teori yang terdapat
dalam perdagangan internasional. Antara lain :
a. Teori Keunggulan Mutlak (adam smith).
Semua barang dapat diproduksi dalam negeri dengan
harga yang lebih murah bibandingkan dengan harga di Negara lain.
b. Teori keunggulan biaya komperatif ( David Ricardo).
Perdagangan akan timbul jika masing-masing Negara
memiliki biaya komperatif terkecil.
c.
Model Ricardian.
Model
Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep
paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model
Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik
produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi
dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan
memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara
langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan
modal dalam negara.
d.
Model
Heckscher-Ohlin
Model
Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar
kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit
model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari
sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang
elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan
internasional. Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional
ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau
negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari
faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor
lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal
sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief
yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang
buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal dan sebagainya.
e. Faktor
Spesifik
Dalam
model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin
ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor
spesifik merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari
produksi, seperti modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri.
Teori mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik
dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term
sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan (seperti
buruh dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi
untuk pengendalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik
keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan
dalam pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok
untuk memahami distribusi pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola
pedagangan.
f. Model
Gravitasi
Model
gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisis yang lebih empiris dari pola
perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada
bentuk dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan
interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum
gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik di antara dua
benda. Model ini telah terbukti menjadi kuat secara empiris oleh analisis
ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan, hubungan diplomatik, dan
kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam versi lebih besar dari model ini.
3. Tujuan Kebijakan Perdangangan
Internasional
Tentu segala hal mempunyai tujuan
termasuk kebijakan perdagangan internasional ini.
·
Melindungi kepentingan ekonomi nasional.
·
Melindungi kepentingan industri dalam
negeri.
·
Melindungi lapangan kerja.
·
Manjaga stabilitas dan keseimbangan
neraca pembayaran internasional.
·
Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi.
·
Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs
valas.
4. Peraturan/Regulasi Kebijakan
Perdangangan Internasional
Berbicara tentang peraturan/regulasi perdagangan internasional,
pada umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateral antara dua
negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan
negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan
internasional. pada abad ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan
perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini mendominasi
pemikiran di antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal
tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak
Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dan WTO
memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional.
Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung pada protes dan ketidakpuasan
dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara
mutual.
Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh
sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang
melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara
strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan
Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas
dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris,
Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak
negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan
bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada
juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar
negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya
transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam
koridor dari perdagangan bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh
proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun terakhir, bagaimanapun.
Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang,
merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian
internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur
dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk
meningkatkan tarif dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi
di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang
dipercaya memperdalam depresi tersebut.
Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan
melalui World Trade Organization pada level global, dan melalui beberapa
kesepakatan regional seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika
Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan
Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of America
(FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin.
Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal
pada tahun-tahun belakangan ini.
5. Macam-Macam Kebijakan Perdangangan
Internasional
Kebijakan yang diberlakukan pada perdagangan
internasional, bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri. Ada beberapa
kebijakan yang diberlakukan dalam suatu Negara misalnya :
a. Kebijakan
Proteksi.
Kebijakan
proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri
yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari
perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki,
selain itu persaingan-persaingan barang-barang impor. Ada dua alasan kuat yang
mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme, yaitu melindungi perekonomian
domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang tidak adil, dan
melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry).
Industri-industri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya
yang masih tinggi, sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang memiliki
struktur biaya rendah (karena sudah memiliki skala ekonomi yang besar).
Proteksi bertujuan untuk melindungi industri domestik yang sedang berada dalam
tahap perkembangan. Proteksi ini memberi kesempatan kepada industri domestik
untuk belajar lebih efisien dan memberi kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk
memperoleh keterampilan. Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara. Jika
suatu saat industri domestik dirasakan sudah cukup besar dan mampu bersaing
dengan industri asing, maka proteksi akan dicabut.
b. Kebijakan perdagangan bebas.
Kebijakan ini menghendaki
perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya hambatan apapun dari
pemerintah, baik hambatan tariff maupun hambatan kuota.
6. Manfaat Kebijakan Perdangangan
Internasional
·
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di
negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
·
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
·
Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
·
Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
7. Dampak Kebijakan Perdangangan
Internasional
Selain
manfaat tentu pasti ada dampak dalam segala hal. Begitu pula dan kebijakan
perdagangan internasional ini. Tapi, disini saya hanya akan membahas dampak
kebijakan perdagangan internasionala bagi Indonesia. Dampak tersebut
ada yang bersifat positifdan ada pula yang bersifat negatif. Yakni :
1. Dampak
Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa
dampak positif perdagangan internasional.
a. Saling
membantu memenuhi kebutuhan antarnegara. Terjalinnya hubungan di antara
negara-negara yang melakukan perdagangan dapat memudahkan suatu negara memenuhi
barang-barang kebutuhan yang belum mampu diproduksi sendiri. Mereka dapat
saling membantu mengisi kekurangan dari setiap negara, sehingga kebutuhan
masyarakat terpenuhi.
b. Meningkatkan
produktivitas usaha. Dengan adanya perdagangan internasional, kemajuan
teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan meningkat. Meningkatnya
teknologi yang lebih modern dapat meningkatkan produktivitas perusahaan dalam
menghasilkan barang-barang.
c. Mengurangi
pengangguran. Perdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja baru,
sehingga hal ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk memasuki dunia
kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan, maka
pengangguran dapat berkurang.
d. Menambah pendapatan devisa bagi Negara. Dalam
kegiatan perdagangan internasional, setiap negara akan memperoleh devisa.
Semakin banyak barang yang dijual di negara lain, perolehan devisa bagi negara
akan semakin banyak.
2. Dampak
Negatif Perdagangan Internasional.
Selain dampak positif,
perdagangan internasional juga memberikan dampak negatif bagi perekonomian
Indonesia. Berikut ini beberapa dampak negatif dari perdagangan internasional.
a. Adanya
ketergantungan dengan negara-negara pengimpor. Untuk memenuhi kebutuhan
barang-barang yang tidak diproduksi dalam negeri, pemerintah akan mengimpor
dari negara lain. Kegiatan mengimpor ini dapat mengakibatkan ketergantungan
dengan negara pengimpor.
b. Masyarakat
menjadi konsumtif. Banyaknya barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri
menyebabkan semakin banyak barang yang ada di pasar baik dari jumlah, jenis,
dan bentuknya. Akibatnya akan mendorong seseorang untuk lebih konsumtif, karena
semakin banyak barang-barang pilihan yang dapat dikonsumsi.
c. Mematikan
usaha-usaha kecil. Perdagangan internasional, dapat menimbulkan persaingan
industri dengan negara-negara lain. Industri yang tidak mampu bersaing tentu
akan mengalami kerugian, sehingga akan mematikan usaha produksinya. Dalam
jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan pengangguran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar